KETIKA MUSIM DURIAN TIBA DI DESA KOTO SENTAJO KAB.KUANSING

Nafriandi

Musim buah-buahan merupakan musim yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat, tak terkecuali ketika musim durian tiba, dimana musim durian yang merupakan berkah yang selalu ada setiap tahunnya, di Sentajo sendiri pohon durian ini dulunya terhitung cukup banyak. Anak-anak dan remaja putra yang ada di desa Koto Sentajo khususnya dan kenegerian Sentajo pada umumnya selalu memanfaatkan musim buah yang satu ini untuk melakukan aktifitas tambahan yaitu mencarinya terutama dimalam hari.

Aktifitas tambahan anak-anak dan remaja di Koto Sentajo selalu muncul ketika musim durian tiba, hal ini dilakukan karena di dukung oleh adanya kesempatan dari pemilik pohon durian tersebut, dimana biasanya pohon-pohon durian milik masyarakat pada malam hari sebagian dari mereka tidak ma adang, dimana pemilik durian lebih memilih ma adang duriannya pada siang hari. Mencari durian bagi anak-anak dan remaja desa Koto Sentajo Khususnya maupun Kenegerian Sentajo umumnya, seakan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya kerena musim durian ini sekan selalu ditunggu oleh berbagai pihak dan golongan.

Mencari durian dilakukan pada saat buah duriannya sudah rorosan, dimana durian yang matang akan jatuh dengan sendirinya, jatuhnya buah durian tidak menentu baik siang maupun malam akan terus berlangsung sampai buah yang ada dipohon tersebut habis , sebenarnya aktifitas mencari durian ini tidak saja dilakukan oleh anak-anak maupun remaja namun juga dilakukan oleh yang lebih tua, tetapi dominasi anak-anak remaja akan lebih kelihatan, aktifitas pencarian pada dimalam hari terkadang harus mengganggu jadwal sekolah, sebab disamping harus tidur merubah jadwal dari biasanya tentu akan memberi pengaruh pada saat belajar esok harinya, sungguhpun demikian adanya tidak akan menyurutkan niat pencarian dan sekolahpun tetap bisa berjalan, ketika libur peserta pencari durian akan semakin ramai sehingga kesempatan untuk mendapatkan durian akan semakin kecil, pada malam-malam sekolah peluang akan semakin besar karena yang mencari akan berkurang.

Pencarian durian kebanyakan dilakukan secara berkelompok-kelompok dimana tujuannya agar ada teman bercerita selama menelusuri lokasi demi lokasi, jarak lokasi ke lokasi lain kalau dilakukan sendiri suasana akan terasa suntuk dan sedikit takut, maka diperlukan kawan untuk bercerita selama perjalanan menuju lokasi pencarian, ketika pencarian dalam kelompok lebih dari dua orang biasanya akan menambah semangat untuk mencari, karena sendau gurau, canda tawa dalam perjalanan akan membuat lebih akrab dan suasana mengantukpun akan jadi hilang, tapi tidak semua orang yang senang berkawan dalam pencarian tersebut ada juga yang melakukan dengan sendiri.

Anak-anak remaja tempo dulu di Koto Sentajo sering tidur di asrama sungguhpun rumah mereka berada tidak jauh dari lingkungan asrama tersebut, namun sudah menjadi kebiasaan tidur besama teman-teman seusia dikala itu. Asrama adalah rumah yang sudah dikosongkan oleh penghuninya dimana didesa ini pada tahun 80 an ke atas penduduk yang ada didesa ini mulai berpindah ke tempat lain yaitu ke lokasi yang lebih layak menurut masing-masing pribadi, ini dilakukan seiring bertambahnya jumlah penduduk didesa tersebut. Disamping tidur di asrama anak-anak zaman itu juga sering menjadikan surau sebagai tempat tidur.

Terkadang mereka yang tidur di asrama mencapai 20 (dua puluh) orang, pada saat musim durian dari 20 orang tersebut biasanya tidak semuanya yang ikut mencari durian karena berbagai perbedaan aktifitas pada keesokan harinya. Dengan berkelompok-kelompok biasanya berangkat dari asrama, menuju arah yang berbeda-beda setiap orang yang ikut mencari biasanya memiliki senter sebagai penerang dalam pencarian durian
Mencari durian ini banyak menyimpan cerita yang terkadang sulit untuk dilupakan karena menghibur dan terkadang menyedihkan, hal ini terjadi karena berbagai tingkah laku maupun kejadiaan-kajadian unik selama proses pencarian. Berbagai hal yang muncul ketika mencari durian ini merupakan suatu yang lumrah terjadi, pohon demi pohon yang ada disekitaran desa Koto Sentajo akan selalu ditelusuri demi mendapatkan buah durian tersebut, sebenarnya menyeberang ke desa tetangga bisa juga tapi setiap desa berpenghuni tentu aktifitasnya akan sama.
Setelah 1 atau 2 jam pencarian apabila telah dapat beberapa buah durian biasanya kembali dulu ke asrama, karena durian tersebut dikumpulkan dulu di asrama sebelum dibawah pulang kerumah, ini dilakukan Jika duriannya tidak dibuka dijalanan, istrahat sejenak di asrama sembelum pencarian kembali dilakukan, sambil bercengkrama dengan menikmati rasa durian bersama-sama rekan-rekan menjadikan suasana semakin menyenangkan, pada saat makan durian tentu ada rekan lain diasrama tersebut ada yang tidur dan tidak dibangunkan, disinilah terkadang terlihat tingkah laku yang kurang bersahabat, karena durian yang di buka sudah habis dimakan jari yang masih ada sedikit isi durian biasanya disentuhkan kemulut teman yang sedang tidur, apa yang terjadi? Teman yang sedang tidur tersebut tentu merasakan dengan samar-samar rasa durian tersebut, saat itu para pencari durian dengan sedikit kelelahan semakin terhibur dengan senyum tawa yang terkadang menggelikan adanya.

Setelah melepas lelah beberapa saat dengan berbagai canda tawa maka pencarian akan kembali dilakukan, yang tinggal diasrama dalam keadaan masih tertidur akan terus melanjutkan mimpinya, namun perlu diwaspadai jika seandainya ada durian yang masih tersisa yang rencana esok harinya mau dibawah pulang kerumah, karna bagaimana pun menyimpan durian adalah suatu hal yang sangat sulit karena baunya sangat kuat apalagi berada dalam ruangan, pada kondisi seperti ini maka biasanya para pencari yang akan malakukan pencarian lagi, harus menyimpan dengan rapi pembuka durian tersebut yaitu parang, kenapa? yang masih tinggal di asrama dalam keadaan tidur terkadang bangun, ketika bangun mereka akan mencium bau durian, maka disaat itu mereka akan mencari bau tersebut berikut parangnya, jika parang pun ditemukan maka meraka akan menikmati durian tersebut dan tak akan peduli siapa pemiliknya. Karena beberapa orang yang masih tertidur maka akan sulit menuduh siapa yang memakan durian yang ada diasrama tersebut.

Dalam pencarianpun terkadang tidak terelakkan tidur dipelataran warung-warung yang ada di sekitaran areal yang dilewati, ini dilakukan karena terlalu capek sehingga dengan meluruskan kaki sambil berbaring melepas lelah tanpa ada niat untuk tidur biasanya tanpa kita sadari bisa tertidur dengan pulas, pada saat tidur terkadang ada kejadian-kajadian mengewakan, dimana disaat mau melepas lelah tersebut harus hati-hati menenpatkan senter penerang, karena terkadang senter yang kita gunakan hilang saat kita tertidur, hal ini sering terjadi kalau kita sembarang tidur disaat musim durian, kadang senter tersebut sudah terikat dengan kain sarung di pinggang namun berbagai cara dilakukan oleh rekan-rekan yang sedikit jahil tersebut, ada yang ngambil baterainya saja atau mentolnya dan bahkan senter itu sendiri. Ini biasanya diketahui setelah kita terbangun dari tidur, seketika itulah kita tidak bisa lagi untuk melanjutkan pencarian kerana tidak ada lagi penerang sebagai pembantu pencarian tersebut.
Berbagai tingkah laku lain juga terkadang muncul saat pencarian durian ini sebab terkadang pencarian tersebut untung-untungan, kadang ada yang dapat kadang tidak, mujur kalau lagi rezeki baik dapatlah durian terbawah pulang, namun terkadang tidak ada yang dapat, maka ada juga dilakukan oleh orang-orang tertentu, misalnya dengan memanjat pohon durian atau menggundal. Manjat durian dimalam hari sangat langkah dilakukan karena sangat beresiko, namun terkadang ada juga yang melakukannya, ketika ada yang memanjat pohon durian ini bisanya mereka memakai alat bantu kain sarung dan tali, dimana buah durian hasil panjatan biasanya dibungkus dengan kain sarung dan diturunkan dengan menggunakan tali yang telah disiapkan, sedangkan menggundal biasanya dengan menggunakan potongan kayu. Buah hasil memanjat dan Menggundal tersebut terkadang sering dijumpai yang mentah karena pengambilan dilakukan dengan paksa, sehingga tidak bisa dan sangat sulit membedakan yang matang dan mentah, apalagi yang memanjat melakukan pencurian maka ketenangan sangat jauh darinya.

Durian yang dipanjat dan di gundal biasanya melihat dulu siapa pemilik pohon durian tersebut, pohon durian yang dipanjat dan digundal adalah durian dimana pemiliknya tidak memberikan kesempatan kepada orang lain istilahnya bagi-bagi rezeki, artinya bahwa pohon durian tersebut selalu ditunggu oleh pemiliknya selama durian itu masih rorosan, ketika ada saat pemiliknya tapico maka pada kesempatan itulah pencari akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Agar tidak terjadi hal-hal tersebut biasanya banyak juga pemilik pohon durian, memberikan waktu dan kesempatan kepada yang tidak memiliki dengan memperbolehkan pencarian oleh orang lain dengan tidak selalu ma ngadang duriannya dimalam hari.

Bagi pencari durian biasanya menyukai suasana dengan sedikit berangin, karena pada saat beranginlah durian tersebut banyak yang akan gugur apalagi kalau diiringi hujan, maka dalam suasana hujan ini biasanya persaingan akan berkurang dan peluang untuk mendapatkan akan semakin besar, karena pada saat hujan turun biasanya sebagian orang lebih memilih istrahat dan tertidur, apabila hujan masih berlangsung maka selama itulah orang yang belum tidur akan selalu stand by menunggu hujan berhenti, kemudian setelah hujan berhenti maka bergegaslah menelusuri pohon demi pohon yang ada.

Silang siur cahaya senter dimalam hari menjadikan sebagai pertanda banyaknya peserta yang ikut mencari durian, ketika dibawah pohon durian terlihat ada cahaya senter maka yang baru datang akan mengalah dan berpindah ke lokasi lain, walaupun ada juga yang ikut mencari di tempat tersebut karena rezeki adalah masing-masing, cahaya senter pencarilah sebagai pedoman dalam melakukan aktifitas pencarian ini sehingga tidak saling berebut satu sama lain, apabila cahaya senter terlihat dari kejauhan berarti ada yang mencari disekitar lokasi tersebut. Ketika kita nantinya yang berada pada lokasi tersebut maka teman yang lain pun akan selalu menghargai hal tersebut.

Seperti itulah kegiatan anak-anak dan remaja di Koto Sentajo khususnya dan Kenegerian Sentajo pada umumnya ketika musim durian tiba, kebersamaan dalam bersilahturahmi selalu tercipta dimalam hari diantara teman sejawat yang ada pada masa itu. Sekarang tentu masih ada masa pencarian durian namun pasti sudah jauh berbeda dengan tempo dulu, ini dikarenakan oleh kemajuan zaman dan diiringi dengan peningkatan ekonomi masyarakat. By:Nafriandi Rhutophang


Ket:
Ma adang = Menunggu durian jatuh
Rorosan = durian matang mulai jatuh
Gundal = Lempar dengan pentungan kayu
Tapico = Tidak sempat Menunggu

2 komentar:

bang FIKO mengatakan...

Huaaaa.... Durian... Ndeehhhh Sangek lomak ru... wahahahahaha....

Irwan Siska mengatakan...

Kalau lagi di rumah,
Mungkin bisa mencicipi Durian Koto Sentajo..

Posting Komentar