Apakah Krisis Listrik 2010 di Indonesia Akan Tuntas?

Apakah Krisis Listrik 2010 di Indonesia Akan Tuntas3

Apakah Krisis Listrik 2010 di Indonesia Akan Tuntas?

Melalui Rapat kerja (raker) antara Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II dengan para gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur,membahas antara lain masalah krisis energi di tanah air terutama listrik dan BBM.

Berikut Berita Selengkapnya:


Apakah Krisis Listrik 2010 di Indonesia Akan Tuntas Rapat kerja (raker) antara Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II dengan para gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur, Selasa (2/2), membahas antara lain masalah krisis energi di tanah air terutama listrik dan BBM.

Kedua hal tersebut harus ada solusinya, baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Masalah krisis energi ini dalam raker kemarin dibahas secara khusus oleh Kelompok Kerja (Pokja) III yang diketuai Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dan Wakil Ketua, Gubernur Riau HM Rusli Zainal. Sementara para anggota Pokja terdiri dari Menristek, Meneg BUMN, Wakil Menteri Perindustrian, Gubernur Bengkulu, NTB, Kalsel, serta Gubernur Kaltim. Bertindak sebagai nara sumber Dirut PLN, Dirut Pertamina dan BP Migas.

Presiden dalam acara pembukaan raker secara tegas menekankan agar masalah krisis energi ini, khususnya listrik dan BBM harus ada solusinya pada 2010 ini, sehingga masyarakat bisa hidup dengan tenang dan roda perekonomian bisa berjalan dengan baik.

Dalam rapat Pokja, Menteri ESDM mengakui bahwa memang terjadi disparitas yang luar biasa antara supply dan demand. Apalagi kebutuhan listrik harus tumbuh minimal 3000 MW per tahun. “Makanya harus ada solusi yang konkret untuk mengatasi krisis ini. Pihak pemda dan swasta harus diberikan peran untuk ikut mencarikan solusi,” tegas Darwin.

Sementara Dirut PLN Dahlan Iskan menyebut beberapa solusi yang akan dilakukan PLN dalam mengatasi krisis listrik. Misalnya dalam waktu dekat ini akan menyewa genset besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di berbagai daerah. Sementara untuk jangka panjang antara lain dengan membangun 150 PLTU di berbagai kota di Indonesia, di mana pada akhir 2011 harus selesai. “Yang harus kita pikirkan itu adalah listrik di luar Jawa dan Bali. Kalau di Jawa dan Bali hingga 2025 insya Allah tidak ada persoalan,” terang Dahlan.
Dalam rapat Pokja juga berkembang keinginan untuk menaikkan pajak ekspor batubara, sehingga batubara tidak lagi pergi ke luar negeri tapi tetap di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Apakah Krisis Listrik 2010 di Indonesia Akan Tuntas2 Selain itu, peranan Pemda dan swasta harus benar-benar ada. Oleh karena itu, juga disepakati dalam waktu dekat ini akan ada pertemuan segi tiga, yakni Pemda, PLN dan Pertamina untuk mengetahui secara pasti kebutuhan energi baik listrik maupun BBM masing-masing daerah, sehingga bisa dicarikan solusi terbaik. Selama ini diakui belum ada data yang akurat terkait kebutuhan masing-masing daerah, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi akan listrik dan BBM. Pada akhirnya tidak pernah ada solusi yang komprehensif untuk mengatasi krisis energi.

Hampir semua daerah di luar Jawa dan Bali mengalami krisis listrik. Gubernur Riau HM Rusli Zainal misalnya menyebut bahwa krisis listrik di Riau sudah sangat luar biasa. Padahal Riau sedang dalam pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, namun terkenda
la akibat krisis listrik. Kapasitas tersedia di Riau hanya 128 MW, beban puncak 278 MW, sehingga terjadi defisit 150 MW, dengan rasio elektrifikasi 42 persen, pertumbuhan 12 persen. Kebutuhan listrik di Riau diperkirakan sampai tahun 2015 mencapai 500 MW-600 MW. Untuk mengatasi defisit, Riau tegas Gubri Rusli akan segera membangun PLTU 2x100 MW. “Tapi ini hanya untuk menutupi krisis, sementara kebutuhan listik terus meningkat,” ucap Gubri.

GM Baru Dituntut Cepat
Pergantian General Manager (GM) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR), dari Robert A Aritonang kepada Oman Sumantri, diharapkan bisa membawa perubahan kondisi kelistrikan di Riau dan Kepri. Pergantian GM tersebut diharapkan tidak sekadar pergantian pimpinan di internal PLN, namun harus diikuti penanganan krisis listrik secara cepat dan tepat.

Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi VII DPR RI, Arsyad Juliandi Rahman, saat dihubungi Riau Pos, kemarin (2/2). Menurutnya, pergantian GM PLN wilayah Riau-Kepri tersebut merupakan sebuah langkah yang tepat bagi PLN. Diharapkan, pimpinan yang baru juga memberikan semangat dan motivasi baru agar upaya pemulihan kebutuhan kelistrikan Riau-Kepri segara teratasi.

“Saya rasa pergantian GM PLN Riau-Kepri ini sudah tepat karena memang sudah saatnya dimutasi. Tetapi kalau kita lihat, pergantian ini disebabkan oleh kurang maksimalnya GM yang lama dalam mengatasi krisis listrik di Riau-Kepri. Sehingga untuk memulihkan itu, perlu spirit baru dengan program yang lebih jelas ke depan, baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang,” terang politisi asal Golkar ini. Laporan MAHYUDI, Cipanas mahyudi@riaupos.com

Semoga dengan rapat yang dilaksanakan oleh para elit politik menghasilkan dan memberikan solusi yang terbaik bagi negara Indonesia. Amin. Semoga bermanfaat!!!.

5 komentar:

Muchlisin mengatakan...

Listrik merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat saat ini. Jika ia sering mati, tentu banyak aktifitas yang terhambat dan masyarakat merugi.

Ivan Kavalera mengatakan...

Masih akan terjadi krisis listrik berkepanjangan sepanjang Pemerintah tidak mudah diintervensi oleh kepentingan kaum kapitalis semata.

Ronaldo Rozalino mengatakan...

@Muchlisin..benar sekali. sahsatunya aktiftas Ngblog ya
@Ivan....Pemerintah saat ini harus dan harus pro rakyat yang bisa memakmurkan rakyat kecil bukan memperkaya hidupnya saja!!!

Parenting mengatakan...

Listrik mati ngeblog terhenti. Sekarang kan direkturnya Dahlan Iskan, harusnya PLN lebih maju ^_^

Ronaldo Rozalino mengatakan...

@Parenting...Kalo bertukar Direktur saja..tiada perbuhan yang signifikan ini yang menjadi dan menambah masalah!!!

Posting Komentar