Mari, Tumbuhkan Minat Baca

Mari, Tumbuhkan Minat Baca

Minat baca dikalangan pelajar makin merosot karena tidak ada keharusan memmbaca buku. Wakil Presiden M. Jusuf Kalla menekankan perlunya ada kewajiban membaca buku bagi siswa dan guru ditingkat sekolah agar membaca menjadi kebiasaan yang baik untuk mereka.

Jangan harap anak sekolah mempunyai hobi membaca. Dia harus dibiasakan membaca . Kebiasaan membaca sampai mahasiswa saat ini banyak hilang karena selama berpuluh-puluh tahun kita tidak diharuskan membaca, kata Wapres Jusuf Kalla saat membuka seminar nasional ” Sosialisasi Pengembangan Minat Baca dan Pembinaan Perpustakaan” di Jakarta Kamis ( 12/7 ).

Menurut Kalla, kebiasaan membaca di kalangan pelajar akan tumbuh bila ada kewajiban membaca terhadap mereka. Sementara sekarang ini banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan minat baca. Tantangan itu berupa tayangan Televisi da permainan ketangkasan elektronik ( game ) . ”Jangan bicara minat”. Anak SMP dan SMA minatnya bermain, bukan membaca. Minat baca itu timbul karena kebiasaan dan kebiasaan tumbuh karena ada aturan yang diharuskan, ” kata Kalla.

Selain mewajibkan membaca kepada siswa-siswanya , Wapres menyarankan agar sekolah mewajibkan guru-guru membaca buku agar kualitas guru juga meningkat. ”Guru jangan hanya menuntut anggaran pendidikan 20 persen, meski itu penting. Tapi, guru juga perlu membaca buku . Kalau kita demo mengapa guru tidak membaca dengan betul,” tegasnya.

Untuk meningkatkan minat membaca dikalangan pelajar,Wapres menyarankan agar sekolah umum meniru pondok pesantren yang mewajbkan santrinya membca ’itab kuning’ . Dengan diwajibkan membaca kitab, para santri akan melaksankan kewajiban membaca, meski dia harus melawa kantuk. Kewajiban ini dilaksanakan dengan baik karena ada perintah dari ustadnya , sementra ustad diwajibkan kiainya.” Kitab kuning wajib diwajb dibaca oleh orang pesantren, sehingga mereka rajin membaca. ( Sumber Kabar,Diknas )

By.RR

1 komentar:

ucu atan mengatakan...

minat baca tinggi, tapi bahan bacaan pun harganya tinggi

ada buku pelajaran yang telah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah, tapi tak banyak beredar
lebih banyak buku dari penerbit lainnya

wahhh problema neh

Posting Komentar