Berpikir di luar kotak adalah satu sikap yang akan menumbuhkan kreativitas dalam diri kita. Sering kali, saat kita mentok mendapatkan ide kreatif karena kita belum berpikir di luar kotak. Banyak yang mengatakan, untuk mendapatkan ide cemerlang atau gagasan terobosan, kita harus berpikir di luar kotak. Apa itu berpikir di luar kotak? Dan bagaimana hubungannya dengan berpikir kreatif?
Jika kita ingin memahami apa itu yang disebut dengan “berpikir di luar kotak“, langkah pertama ialah kita harus mengerti, apa yang dimaksud dengan “kotak”. Kotak adalah suatu batasan tiga dimensi. Kiri, kanan, atas, bawah, depan, dan belang dibatasi oleh suatu batas yang tidak bisa kita tembus. Berpikir di dalam kotak berarti kita kita berpikir dalam batasan-batasan tertentu. Kabar baiknya, batasan tersebut adalah Anda yang membuatnya (meski pun tidak secara sadar). Karena Anda yang membuat batasan tersebut, maka Anda pun bisa menghilangkan batasan tersebut. Sekali Anda mampu menghilangkan batasan tersebut, maka Anda sudah disebut berpikir di luar kotak, atau Anda sudah berpikir kreatif.
Batasan tersebut ialah asumsi yang Anda buat sendiri. Anda harus menghilangkan asumsi-asumsi terlebih dahulu jika Anda ingin lebih lepas dalam bepikir kreatif. Batasan tersebut juga bisa disebut dengan penilaian. Seringkali kita membatasi pikiran kita dengan ide atau gagasan yang baik atau buruk. Anda harus menghilangkan terlebih dahulu penilaian terhadap ide atau gagasan yang Anda buat. Jika Anda menyumbat aliran berpikir Anda dengan penilaian, maka bukan hanya gagasan jelek yang akan terhambat, tetapi juga gagasan baik akan ikut terhambat. Jadi salah satu teknik berpikir kreatif adalah menghilangkan penilaian terlebih dahulu.
Bukan berarti semua ide itu baik. Bisa saja ide tersebut tidak baik, terutama menurut penilaian agama. Namun penilaian ini bisa Anda lakukan setelah proses berpikir kreatif dan sebelum implementasi. Bukan saat Anda berpikir kreatif. Ini juga sebagai bantahan kepada yang mengatakan bahwa agama menghambat kreativitas, tidak sama sekali, agama mencegah kita dalam mengimplemenasikan ide yang dilarang oleh agama. Agama, sama sekali tidak membatasi Anda dalam berpikir kreatif.
Biarkan berpikir kreatif terjadi secara otomatis, tidak usah Anda atur dalam mengeluarkan ide. Jika pola pikir Anda sudah positif, secara otomatis anda akan mengeluarkan ide-ide positif juga. Jadi kita tidak perlu khawatir akan keluar ide-ide yang tidak baik. Bisa jadi, saat kita mengeluarkan ide yang kurang baik, kita hanya perlu memolesnya lagi agar menjadi ide yang baik. Namun proses pemolesan ini juga dilakukan setelah proses berpikir kreatif.
Jadi hilangkan batasan-batasan yang membelenggu Anda. Kalau pun ada batasan yang ingin Anda pegang, hanyalah batasan agama. Dengan demikian Anda akan mampu berpikir di luar kotak. Anda akan menjadi orang yang berpikir kreatif atau Anda akan menjadi orang kreatif. Memang perlu kreativitas dalam hidup ini? .(Sumber Motivasi Islami)
0 komentar:
Posting Komentar