8 Sumber Konflik Suami Istri

SUAMI-istri bertengkar, itu soal biasa. Bahkan, kata orangtua, pertengkaran adalah bumbunya perkawinan. Namun, tentu akan lebih baik jika rumah tangga selalu rukun. Terus-terusan berantem, lama-lama bisa fatal juga kan? Nah, apa saja penyebab timbulnya pertengkaran suami-istri?

1. PENGHASILAN
Penghasilan suami lebih besar dari istri adalah hal biasa. Bila yang terjadi kebalikannya, bisa timbul masalah. Suami merasa minder karena tak dihargai penghasilannya, sementara istri merasa di atas sehingga jadi sombong dan tak menghormati suami.

Solusi
Walaupun penghasilan Anda lebih besar dari suami, cobalah bersikap bijaksana dan tetap menghormatinya. Hargai berapa pun penghasilannya, sekalipun secara nominal memang sedikit. Jika Anda terus-menerus mempersoalkan penghasilan suami, persoalan bisa membesar.

2. ANAK
Ketidakhadiran anak juga sering menimbulkan konflik berkepanjangan. Apalagi jika suami selalu menyalahkan isri sebagai pihak yang mandul. Padahal, butuh pembuktian medis untuk menentukan apakah seseorang mandul atau tidak.

Solusi
Daripada membiarkan masalah tersebut berlarut terus-menerus, lebih baik bicarakan dengan suami. Ajaklah suami untuk bersama memeriksakan kondisi diri ke dokter. Jika dokter mengatakan bahwa Anda dan suami sehat, kenapa harus resah dan saling menuduh? Kan, tinggal menunggu waktunya saja. Bisa jadi, kesabaran Anda dan pasangan tengah diuji oleh yang Maha Kuasa. Namun, bila memang sudah bertahun-tahun kehadiran si kecil belum datang juga, Anda berdua bisa menempuh cara lain, dengan adopsi anak, misalnya.

3. KEHADIRAN PIHAK LAIN
Kehadiran orang ketiga, misalnya adik ipar ataupun sanak famili, dalam keluarga kadangkala juga menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Hal sepele yang seharusnya tidak diributkan bisa berubah menjadi masalah besar. Misalnya soal pemberian uang saku kepada adik ipar oleh suami yang tidak transparan.

Solusi
Keterbukaan adalah soal yang utama. Sebelum memberikan bantuan, baik kepada pihak Anda ataupun suami, sebaiknya bicarakan dulu berapa dana yang akan dikeluarkan dan siapa saja yang bisa dibantu. Dan ini harus atas dasar kesepakatan bersama. Agar jangan saling curiga, adakan sistem silang. Artinya, untuk bantuan kepada keluarga Anda, suamilah yang memberikan, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semuanya akan transparan dan tidak ada lagi jalan belakang.

4. SEKS
Masalah yang satu ini sering kali jadi sumber keributan suami-istri. Biasanya yang sering komplain adalah pihak suami yang tak puas dengan layanan istri. Suami seperti ini umumnya memang egois dan tidak mau tahu. Padahal, banyak hal yang menyebabkan istri bersikap seperti itu. Bisa karena letih, stres, ataupun hamil.

Solusi
Istri atau suami yang punya masalah dengan hubungan seks dengan pasangan, sebaiknya berterus terang. Ini agar pasangan tidak curiga dan menuduh yang macam-macam. Ungkapkan saja keadaan Anda dan mengapa gairah seks Anda menurun. Suami atau istri yang baik pasti memahami kondisi tersebut dan tidak akan banyak menuntut.

5. KEYAKINAN
Biasanya, pasangan yang sudah berikrar untuk bersatu sehidup semati tidak mempersoalkan masalah keyakinan yang berbeda antarmereka. Namun, persoalan biasanya akan timbul manakala mereka mulai menjalani kehidupan berumah tangga. Mereka baru sadar bahwa perbedaan tersebut sulit disatukan. Masing-masing membenarkan keyakinannya dan berusaha untuk menarik pasangannya agar mengikutinya. Meski tak selalu, hal ini sering kali terjadi pada pasangan suami-istri yang berbeda keyakinan sehingga keributan pun tak dapat terhindarkan.

Solusi
Kondisi di atas akan menjadi konflik yang berkepanjangan bila masing-masing pihak tidak memiliki toleransi. Biasanya, pasangan yang berbeda keyakinan, sebelum menikah sepakat untuk saling menghargai keyakinan pasangannya. Nah, tetaplah pegang janji itu, dan coba untuk saling menghargai. Kalaupun di tengah jalan Anda atau pasangan sepakat untuk memilih satu keyakinan saja, sebaiknya ini bukan karena unsur paksaan.

6. MERTUA
Kehadiran mertua dalam rumah tangga sering kali menjadi sumber konflik karena terlalu ikut campurnya mertua dalam urusan rumah tangga anak dan menantunya.

Solusi
Kesal sih kesal, namun tetap harus terkendali. Bila Anda tidak berkenan dengan komentar ataupun teguran dari mertua, jangan langsung mengekspresikannya di depan mertua. Cobalah berpikir tenang, ajaklah suami bertukar pikiran untuk mengatasi konflik Anda dengan orangtua. Ingat, segala sesuatu, jika diselesaikan dengan pikiran tenang, hasilnya akan baik.

7. RAGAM PERBEDAAN
Menyatukan dua hati berarti menyatukan dua kepribadian dan selera yang tentu juga berbeda. Misalnya suami seorang yang pendiam, sementara istri cerewet dan meledak-ledak emosinya. Nah, kedua pribadi ini bila disatukan biasanya tidak nyambung. Masing-masing tak ada yang mau ngalah, akhirnya ribut juga.

Solusi
Perbedaan-perbedaan ini akan terus ada meski umur perkawinan sudah puluhan tahun. Namanya saja menyatukan dua kepribadian. Jadi, kunci untuk mengatasi perbedaan ini adalah saling menerima dan mengisi. Kalau suami Anda seorang yang pendiam, ya imbangi, jangan terlalu cerewet. Tak ada salahnya mengikuti kesenangannya berlibur ke pantai. Mencoba sesuatu yang baru itu indah lho karena ini pengalaman baru untuk Anda.

8. KOMUNIKASI TERBATAS
Pasangan suami-istri yang sama-sama sibuk biasanya tak punya cukup waktu untuk berkomunikasi. Paling-paling mereka bertemu saat hendak tidur atau di akhir pekan. Kurangnya atau tak adanya waktu untuk saling berbagi dan berkomunikasi ini sering kali menimbulkan salah pengertian. Suami tidak tahu masalah yang dihadapi istri, demikian juga sebaliknya.

Solusi
Sesibuk apa pun Anda dan suami, tetapkan untuk berkomitmen bahwa kebersamaan dengan keluarga adalah hal yang utama. Artinya, harus ada waktu untuk keluarga. Misalnya sarapan dan makan malam bersama. Demikian juga dengan hari libur. Usahakan untuk menikmatinya bersama keluarga. Jadi, walaupun Anda dan suami bekerja seharian di luar rumah, keluarga tidak terbengkalai. Anda dan suami harus pintar membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai Sumber

9 komentar:

edylaw mengatakan...

Nah ini yang selalu kita lihat selama ini.
Ntar kalau dah punya bini mesti banyak intropeksi diri neh :D

Salam kenal
edylaw blog

Kang Yayan mengatakan...

Point 1. penghasilan... bisa jadi merupakan sumber konflik paling sering terjadi, betul skali pak ronaldo, point 1 sering memicu suatu rumah tangga jadi berantakan, beruntung kalau istri bekerja dan penghasilan lebih besar, nah kalau penghasilannya yang pas2 an itu yang menjadi masalah, maksudnya pas2an disini bukan berarti pas mau beli mobil ada, pas mau bikin rumah ada, tapi pas2an disini penghasilan yang kurang dari cukup. gimana tuh solusinya ?.. mungkin ini paling susah mencari solusinya.. ya.. ok nice posting pak ronaldo.. keep n sharing

hryh77 mengatakan...

sip mas..
yg penting saling ngerti n komunikasi aja he..he..

Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd mengatakan...

@Kang yayan` Saling mengerti dan memahami segala kekuranagan yang terpenting kang yayan...
Keep n Sharing to ok. Good Night

Daniel-peluang usaha di internet mengatakan...

kalo saya pribadi, kemungkinan terbesar untuk bertengkar adalah gara-gara anak yang mungkin nakal, tidak menghormati ortu...sama kurang komunikasi...
tuh chance untuk bertengkarnya lbh besar..kadang kepala mau meledak kalo liat anak nakal...terkadang juga kepala mau pecah kalo salah paham gara gara kurang komunikasi :-)

bunga raya mengatakan...

aku atang neh sob

bunga raya mengatakan...

wah mantap tuh poiasnya salut saya keep posting sob

anggaarie mengatakan...

wah lengkap neh ulasannya, keren...

Armadis mengatakan...

Solusinya juga : inti rumusnya adalah : "Memberi sebelum di mintah". jangan sampai diminta oleh masing-masing pihak, baik suami maupun istri dari segi apa pun, kalau sudah atau mau memberi sebelum dimintah, wah begitu indahnya rumah tangga, "Baiti jannati". he he.. sekedar tambahan aja...

Posting Komentar